Penyakit Sapi dan Pengendaliannya
Rabu, 31 Juli 2013
0
komentar
- Menjaga kebersihan kandang beserta peralatannya, termasuk memandikan sapi.
- Sapi yang sakit dipisahkan dengan sapi sehat dan segera dilakukan pengobatan.
- Mengusahakan lantai kandang selalu kering.
- Memeriksa kesehatan sapi secara teratur dan dilakukan vaksinasi sesuai petunjuk.
1. Permasalahan dan Penanganan Gangguan Reproduksi
Gangguan reproduksi dapat diantisipasi dengan memperhatikan beberapa faktor diantaranya :
- Seleksi genetik.
- Manajemen pakan yang baik sehingga mendukung kesuburan saluran reproduksi.
- Manajemen kesehatan yang baik meliputi kesehatan sapi (program pengobatan dan vaksinasi), kebersihan kandang dan lingkungan (sanitasi dan desinfeksi) sehingga dapat meminimalisasi agen patogen (bakteri, virus, jamur, protozoa) yang dapat mengganggu kesehatan sapi.
- Penanganan masalah reproduksi dengan prosedur yang baik dan benar sehingga mengurangi kejadian trauma fisik yang akan menjadi faktor predisposisi gangguan reproduksi.
- ari-ari tidak keluar/Retensio sekundinarium,
- kesulitan melahirkan/Distokia
- keguguran/ Abortus dan
- Kelahiran prematur/sebelum waktunya.
Gambar 25. Penanganan distokia dengan tarik paksa apabila uterus lemah dan janin tidak ikut menstimulir perejanan
2. Penyebab Gangguan Reproduksi
Gangguan reproduksi pada sapi potong disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya:
- Cacat anatomi saluran reproduksi (defek kongenital).
- Gangguan fungsional.
- Kesalahaan manajemen.
- Infeksi organ reproduksi.
3. Macam Gangguan Reproduksi dan Penanggulangannya
a. Cacat anatomi saluran reproduksi
Abnormalitas yang berupa cacat anatomi saluran reproduksi ini dibedakan menjadi dua yaitu cacat bawaan (kongenital) dan cacat perolehan.
a.1. Kongenital
Gangguan karena cacat kongenital atau bawaan lahir dapat terjadi pada ovarium (indung telur) dan pada saluran reproduksinya. Gangguan pada ovarium meliputi:
Hipoplasia ovaria (indung telur mengecil) dan Agenesis ovaria (indung telur tidak terbentuk). Hipoplasia ovaria merupakan suatu keadaan indung telur tidak berkembang karena keturunan. Hal ini dapat terjadi secara unilateral maupun bilateral. Apabila terjadi pada salah satu indung telur maka sapi akan menunjukan gejala anestrus (tidak pernah birahi) dan apabila terjadi pada kedua indung telur maka sapi akan steril (majir). Secara perrektal indung telur akan teraba kecil, pipih dengan permukaan berkerut.
Agenesis merupakan suatu keadaan sapi tidak mempunyai indung telur karena keturunan. Dapat terjadi secara unilateral (salah satu indung telur) ataupun bilateral (kedua indung telur). Cacat turunan juga dapat terjadi pada saluran alat reproduksi, diantaranya : Freemartin (abnormalitas kembar jantan dan betina) dan atresia vulva (pengecilan vulva). Kelahiran kembar pedet jantan dan betina pada umumnya (lebih dari 92%) mengalami
abnormalitas yang disebut dengan freemartin.
Abnormalitas ini terjadi pada fase organogenesis (pembentukan organ dari embrio di dalam kandungan), kemungkinan hal ini disebabkan oleh adanya migrasi hormon jantan melalui anastomosis vascular (hubungan pembuluh darah) ke pedet betina dan karena adanya intersexuality (kelainan kromosom). Organ betina sapi freemartin tidak berkembang (ovaria hipoplastik) dan ditemukan juga organ jantan (glandula vesikularis). Sapi
betina nampak kejantanan seperti tumbuh rambut kasar di sekitar vulva, pinggul ramping dengan hymen persisten. Sedangkan Atresia Vulva merupakan suatu kondisi pada sapi induk dengan vulva kecil dan ini membawa resiko pada kelahiran sehingga sangat memungkinkan terjadi distokia (kesulitan melahirkan). Penanganannya dengan pemilihan sapi induk dengan skor kondisi tubuh (SKT) yang baik (tidak terlalu kurus atau gemuk serta manajemen pakan yang baik.
Gambar 26. Induk sapi dengan SKT yang baik
a.2. Cacat perolehan
Cacat perolehan dapat terjadi pada indung telur maupun pada alat reproduksinya. Cacat perolehan yang terjadi pada indung telur, diantaranya: Ovarian Hemorrhagie (perdarahan pada indung telur) dan Gambar 26. Induk sapi dengan SKT yang baik Oophoritis (radang pada indung telur). Perdarahan indung telur biasanya terjadi karena efek sekunder dari manipulasi traumatik pada indung telur. Bekuan darah yang terjadi dapat menimbulkan adhesi (perlekatan) antara indung telur dan bursa ovaria (Ovaro Bursal Adhesions / OBA). OBA dapat terjadi secara unilateral dan
bilateral. Gejalanya sapi mengalami kawin berulang.
Sedangkan Oophoritis merupakan keradangan pada indung telur yang disebabkan oleh manipulasi yang traumatik/pengaruh infeksi dari tempat yang lain misalnya infeksi pada oviduk (saluran telur) atau infeksi uterus (rahim). Gejala yang terjadi adalah sapi anestrus. Cacat perolehan pada saluran reproduksi, diantaranya: Salphingitis, trauma akibat kelahiran dan tumor. Salphingitis merupakan radang pada oviduk. Peradangan ini biasanya merupakan proses ikutan dari peradangan pada uterus dan indung telur.
Cacat perolehan ini dapat terjadi secara unilateral maupun bilateral. Sedangkan trauma akibat kelahiran dapat terjadi pada kejadian distokia dengan penanganan yang tidak benar (ditarik paksa), menimbulkan trauma/kerusakan pada saluran kelahiran dan dapat berakibat sapi menjadi steril/majir.
Tumor ovarium yang umum terjadi adalah tumor sel granulosa. Pada tahap awal sel- sel tumor mensekresikan estrogen sehingga timbul birahi terus menerus (nympomania) namun akhirnya menjadi anestrus.
Penanganan cacat perolehan disesuaikan dengan penyebab primernya. Jika penyebab primernya adalah infeksi maka ditangani dengan pemberian antibiotika. Perlu hindari trauma fisik penanganan reproduksi yang tidak tepat.
b. Gangguan fungsional
Salah satu penyebab gangguan reproduksi adalah adanya gangguan fungsional (organ reproduksi tidak berfungsi dengan baik). Infertilitas bentuk fungsional ini disebabkan oleh adanya abnormalitas hormonal. Berikut adalah contoh kasus gangguan fungsional, diantaranya :
- Sista ovarium; Akibatnya sapi –sapi menjadi anestrus atau malah menjadi nymphomania (kawin terus). Penanganan yang dilakukan pada Sista ovaria yaitu prostaglandin (jika hewan tidak bunting), Sista folikel dengan penyuntikan HCG/LH (Preynye, Nymfalon) secara intramuskuler sebanyak 200 IU, dan Sista luteal dengan PGH 7,5 mg secara intra uterina atau 2,5 ml secara intramuskuler. Selain itu juga dapat diterapi dengan PRID/CIDR intra uterina (12 hari). Dua sampai lima hari setelah pengobatan sapi akan birahi.
- Subestrus dan birahi tenang ; akibat rendahnya estrogen (karena defisiensi ß karotin, P, Co, Kobalt dan berat badan yang rendah). Apabila terdapat corpus luteum maka dapat diterapi dengan PGF2a (prostaglandin) dan diikuti dengan pemberian GnRH (Gonadotropin Releasing Hormon).
- Anestrus ; suatu keadaan pada hewan betina yang tidak menunjukkan gejala estrus dalam jangka waktu yang lama. Penanganan dengan perbaikan pakan sehingga skor kondisi tubuh (SKT) meningkat, merangsang aktivitas ovaria dengan cara pemberian (eCG 3000-4500 IU; GnRH 0,5 mg; PRID/ CIDR dan estrogen).
- Ovulasi tertunda ; suatu kondisi ovulasi yang tertunda/tidak tepat waktu. Hal ini dapat menyebabkan perkawinan/ IB tidak tepat waktu, sehingga fertilisasi (pembuahan) tidak terjadi dan akhirnya gagal untuk bunting. Penyebab utama ovulasi tertunda adalah rendahnya kadar LH dalam darah. Gejala yang nampak pada kasus ini adalah adanya kawin berulang (repeat breeding). Terapi yang dapat dilakukan diantaranya dengan injeksi GnRH saat IB.
Penyakit Sapi dan Pengendaliannya semoga bermanfaat dan dapat menambah wawasan anda tentang peternakan sapi
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Penyakit Sapi dan Pengendaliannya
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://tips-trik2.blogspot.com/2013/07/penyakit-sapi-dan-pengendaliannya.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
0 komentar:
Posting Komentar
Gunakan bahasa yang baku untuk berkomentar, tolong jangan gunakan singkatan. Dilarang berkomentar bernada rasis, sara, p*rn* atau iklan dan juga dilarang memasang link hidup. Jika ingin beriklan silahkan hubungi admin melalui halaman kontak.Terima kasih pengertiannya!